Coba kita renungkan. Apakah hati kita itu tetap dalam keadaan tertentu? Apakah hati kita selalu dalam keadaan tenang? Apakah sebaliknya, selalu dalam keadaan gelisah?Tentunya kita akan mendapati hal itu berubah dan berganti. Seperti bergantinya siang dan malam. Panas dan dingin. Sebagaimana sabda Rosulalloh s.a.w, Hati itu keadaannya berbolak-balik. Bolak baliknya hati itu seperti sebuah bulu yang diterbangkan angin di sahara dari sisi ke sisi. (Sebagai catatan: tolonglah dicek kembali masalah hadits-hadits yang digunakan penulis, bila meragukan. Penulis memang tidak hafal redaksionalnya dalam bahasa Arab. Penulis hanya membahasakan dengan bahasa Indonesia)
Bila kita sudah meneliti benar-benar tentunya akan didapati hal itu. Lalu kita pun paham, bahwa hati kita selalu berbolak-balik. Kadang berbolak-baliknya hati itu sedemikian cepatnya. Seperti air mendidih yang sangat. Lihatlah keadaannya, seperti itulah keadaan hati kita. Lalu bagaimanakah bila kita punya iman di dalam hati? Bagaimana pula keadaannya, bila iman itu bersarang di dalam hati yang berbolak-balik demikian itu?
Sebagaimana halnya, berbolak-baliknya hati. Iman pun mempunyai keadaan yang berubah-ubah. "Al imanu yazidu wa yankus", iman itu kadarnya naik turun. Dalam Qur'an disebutkan bahwa kita itu selalu berpindah dari kafir ke iman ke kafir ke iman dan seterusnya (suma amanu suma kafaru suma amanu suma kafaru). Bila diumpamakan perang, kita itu selalu dalam keadaan menang. kalah, menang, kalah begitu seterusnya sampai akhir.
Ternyata, hati dan hal di dalam hati itu selalu berubah. Tidak langgeng keadaannya. Selalu dalam keadaan tarik menarik dari sisi ke sisi. Selalu dalam keadaan perang menang kalah. Baik dan buruk. Naik turun. Lalu bagaimana supaya bisa tenang.
Untuk menenangkan hati, seringlah kita berdo'a, Yaa muqolibal qulub tsabit qolbi ala dinika..wahai dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah aku pada agamamu..Sesuai hadits Nabi S.a.w, hati itu seakan dalam jepitan jari tuhan, yang dengan kehendak-Nya dibolak-balikkan. Alloh sendiri Maha Berkehendak, bila menyesatkan tidak akan ada yang mampu menghalangi, bila memberai petunjuk tidak akan ada yang mampu membelokkan.
Berdoa dan berdzikir merupakan salah satu cara untuk menenangkan hati, syukur-syukur Alloh memberikan kelanggengan (ketetapan pada dzikir). Ala bidzikrillah tat'ma'inul qulub (berdzikir itu membuat hati jadi tenang). Yaa muqolibal qulub tsabit qolbi ala dinika
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar