Selasa, 18 Desember 2007

Qurban Bukan Untuk Alloh

Setiap tahun kita melaksanakan ibadah ritual yang bernama Qurban (Kurban). Ibadah ini mewajibkan bagi yang mampu utuk berkorban. (dalil di Al Qur'an.."...dirikanlah sholat dan berqurbanlah"). Maka ada yang mampu mengorbankan seekor sapi (kalau di Arab, mereka merasa lebih afdol jika menyembelih unta). Ada yang menyembelih kambing.
Setiap umat sebenarnya telah diperintah untuk melaksanakan ritual pengorbanan (Qurban). Ingat kejadian dengan anak Adam, Habil dan Qobil? Mereka telah diperintahkan untuk mengorbankan hasil ladanganya berupa gandum dan buah-buahan, juga hewan-hewan ternak dan diletakkan di atas bukit. Mereka berlomba, persembahan siapakah yang akan diterima. Ternyata yang diterima adalah persembahan yang baik dan tidak ditambahi dengan niat selain untuk melaksanakan perintah Alloh.
Kemudian yang menjadi contoh bagi umat islam adalah kejadian Ibrahim dan Ismail. Cerita ini sudahlah masyur. Banyak yang tahu cerita ketika Ibrahim mendapatkan perintah menyembelih putranya, Ismail.
Ibrahim Kholilulloh as. itu sudah lama tidak mempunyai putra. Lalu lahirlah bayi, yang diberinya nama Ismail dari istrinya Hajar. Setiap hari ditimang-timangnya si mungil. Banyak waktu tercurah untuk anak terkasih. Sampailah datang perintah untuk menyembelih putranya.
Betapa bingungnya Ibrahim menanggapi perintah itu. Dia yang selama ini mengabdi kepada Alloh, mendapat perintah yang membuat hatinya bimbang. Ibrahim diperintah untuk menyembelih Ismail. Tiga hari dia tidak melakukan perintah itu, dan selama itu pula perintah pengorbanan itu datang tiap malam dam mimpinya.
Akhirnya dengan memantapkan hati, Ibrahim as. mendatangi Ismail dan mengutarakan perintah Tuhannya. Allohu Akbar...Ismail tidak menolak perintah itu dan meyakinkan ayahnya untuk mengutamakan perintah Alloh.
Dalam perjalanan Ibrahim harus mengusir setan yang menghadang jalan dan membujuknya. Yang terkutuk itu mencegat Ibrahim sampai tiga kali. Setiap setan muncul di hadapannya, Ibrahim melemparinya dengan batu. Yang dalam ibadah haji..melempar jumroh itulah meniru tindakan Nabi Ibrahim mengusir setan yang membuat keraguan dan was-was.
Sampai saatnya ketika hati sudah bulat dan perintah Tuhan adalah utama. Ismail bersedia disembelih. Belum sampai pisau menyentuh leher. Bersamaan dengan kebulatan tekad bapak anak itu, Tuhan menggantikan qurban itu dengan seekor gibas yang besar.

Qurban Bukan Untuk Alloh
Ketahuilah…daging kurban itu tidak akan sampai kepada Alloh. Yang Maha Kaya tidak membutuhkan daging unta atau sapi atau kambing yang disembelih itu. Yang sampai kepada Alloh adalah niat dan ketulusan, mereka-mereka yang berkurban. Daging kurban tidak akan sampai kepada Tuhan. Tetapi ibadah Kurban menjadi jalan untuk Taqorub Ilalloh…mendekatkan diri kepada Alloh. Keridlo’an nafsi yang berkurban akan mendatangkan ridlo Alloh.
Kurban bermakna kalahnya cinta dunia (cinta selain Alloh) oleh Cinta Kepada Alloh. Lihat saja…Alloh menguji kecintaan Ibrahim kepada Alloh. Sehingga Alloh memerintahkan Ibrahim untuk mengorbankan Ismail. Ternyata Ibrahim dan Ismail lebih memilih Alloh daripada kecintaan mereka bapak dan anak. Alloh Maha Mencintai. Cinta Alloh murni. Sungguh tidak mungkin bercampur dengan cinta-cinta selainnya.
Inti ibadah kurban adalah…mengalahkan cinta dunia. Jika engkau mencintai hartamu, sedekahkanlah sampai datangnya kerelaan. Jika engkau mencintai keluargamu, didik dan selamatkanlah dari api neraka. Berkurbanlah dan bersihkan hatimu dari cinta-cinta dunia.
Nah…ternyata berkurban itu untuk kebaikan diri sendiri. Mendidik diri untuk tidak mencintai dunia. Berkurban sebanyak kemampuannya di bidang apa saja untuk mendekatkan diri kepada Alloh. Itu hakekat ibadah kurban yang dilaksanakan setahun sekali. Ibadah ini ibarat sebuah terminal atau cek poin..sudahkah hari-hari kita dilaksanakan kurban?
Dan yang penting selain ibadah ritual, Ibadah Kurban juga mengandung ibadah sosial. Dengan Qurban semua lapisan masyarakat bisa menyatu dan bersukacita bersama. Pada hari itu semua orang bisa menikmati daging yang mungkin bagi sebagian yang lain merupakan makanan mewah. Dengan daging kurban kita bisa menjalin silaturomi antara yang kaya dan yang miskin. Kita bisa membagi cinta kepada mereka yang setahun lalu tidak terperhatikan. Qurban itu ibadah dua dimensi, Transendental dan Sosial. Inilah wujud Hablum minalloh dan hablum minannas …menjalin hubungan dengan Alloh dan menjalin hubungan dengan sesame manusia.

Tidak ada komentar: