Sungguh banyak literatur yang membahas dunia tasawuf. Mulai dari asal muasal kata, sejarah pemunculannya, tokoh-tokoh, filsafatnya maupun pelajarann kerohaniannya. Untuk mengerti tasawuf kita bisa membaca literatur tersebut. Apalagi sekarang ini banyak buku-buku yang mengulas hal tersebut dalam bahasa Indonesia. Sedikit banyak kita akan bisa mengerti hal ihwal tasawuf tanpa pusing-pusing belajar bahasa negeri Arab, Persi, Urdhu dan sebagainya.
Buku adalah sumber ilmu dan pembuka cakrawala wacana. Dengan membaca buku-buku tasawuf wacana kita pada dunia sufi akan semakin terbuka. Terlepas dari pro dan kontra tentang dunia tasawuf. Pertentangan antara ahli fiqh dan ahli tasawuf. (menurut saya pertententangan itu sudah usang). Toh ada juga tokoh yang memilih jalan tengah, seperti Al Ghozali yang dalam perjalanan kerohaniannya, menulis Ihya Ulumudin, sebuah karya yang mendamaikan. Kemudian di Indonesia ada Buya Hamka yang menulis Tasawuf Modern, ada Jalaludin Rahmad.
Buku-buku karya para ahli tasawuf itu akan membuka wacana kita tentang dunia rohani. Kita akan jumpai pernik-pernik kisah, nasehat kerohanian dan filsafat ketuhanan. Buku-buku tersebut akan memberikan kita gambaran yang jelas. Namun, untuk mendalami tentunya tidak bisa melalui buku-buku yang hanya bercerita, dan berfilsafat. Untuk praktek menjadi seorang sufi tentunya tidak lantas cukup membaca buku. Namun buku-buku tersebut sudah cukup memberi wacana yang kaya terhadap kita tentang dunia tasawuf atau kesufian. Dengan buku-buku tersebut kita sudah bisa menjadi ahli tasawuf. (artinya: mempunyai wacana yang luas tentang dunia tasawuf atu sufi).
Untuk menjadi seorang sufi yang perlu dilakukan adalah berguru kepada seorang sufi yang Mursyid. Yang mampu membimbing seorang sufi menjalani maqomad-maqomad kerohanian sampai akhirnya mampu menghadap Allah. Hanya sufi yang telah mencapai maqom mursyid yang mampu membimbing seorang sufi lain. Menjadi sufi adalah berarti mengambil jalan (bersuluk) menuju hakikat ibadah kepada Allah. Menjadi sufi adalah menempa lahir dan batin untuk bersiap menghadap Allah. Ilahi anta maqsudi wa ridhoka matlubi, a'tini mahabataka wa biqurbika wa ma'rifataka...itu doa seorang sufi...Ya Allah Engkaulah yang aku tuju, ridhomu yang aku mohon, aku mengharap cintamu, dan kedekatan kepadamu, dan ma'rifat kepadamu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
bagus mas tulisannya, kl diijinkan saling tukar blog ya mas, blog saya www.quantumillahi.wordpress.com
Sukses selalu untuk mas sungai tasauf
Mas Kisah nyata,
Masih percaya gituan?
Istighfar mas....
Itu aja solusinya
Kalau mau segala keinginan tercapai,
Dekatkan diri kepada yg punya segalanya.
In sya Allah tercapai hajatnya.
Posting Komentar