Salam.
Puasa Romadhon telah usai. Perjuangan belumlah selesai. Momen Romadhon menjadi sebuah terminal di perjalanan hidup dari tahun ke tahun. Dalam bulan Tarbiyah itu kita umat muslim benar-benar mendidik dirinya untuk menjadi abdi Tuhan yang baik. Dalam bulan Barokah itu, kita umat muslim bekerja meraih barokah dari Allah yang tercurah. Dalam bulan Aman itu, kita umat muslim meraih jaminan keamanan dari api neraka. Bulan Romadhon adalah bulan untuk bekerja keras jasmani dan ruhani untuk meraih predikat Taqwa atau Muttaqin, sebuah predikat khususul khusus yang diberikan kepada mereka yang Abidin benar-benar.
Romadhon telah pergi. Kini sampailah kepada hari yang Fitri. Setelah bekerja keras selama satubulan, umat muslim mendapatkan hari yang khusus, yaitu Idul Fitri. Hari ketika kita mencapai hasil kerja yang gilang gemilang. Noda-noda dosa telah terbersihkan dengan puasa. Ketidak sempurnaan ibadah puasa telah dibayar dengan Zakat. Maka kita kembali lagi menjadi seorang yang bersih dari dosa, bagai bayi yang baru dilahirkan.
Semua bergembira. Bersyukur. Dan mempererat tali silaturahim, sebagai wujud syukur. Saling mendoakan dalam iringan gema takbir, tahlil dan tahmid. Keagungan Tuhan begitu terasa melingkupi hari yang indah itu.
Namun...sulit sekali mempertahankan hasil yang telah dicapai selama puasa itu dalam bulan-bulan berikutnya. Setelah larut dalam kegembiraan yang fitri itu, biasanya kita, sedikit demi sedikit larut kembali dalam kehidupan dunia yang menipu, melenakan, dan menggelapkan lagi ruhani yang telah tercuci itu. Perlahan-lahan, kita yang tidak pernah lepas dari medan perang, kembali lagi mengulangi kemenangan dan kekalahan, silih berganti.
Semoga...kita masih mendapatkan kesempatan bertemu Romadhon lagi. Taqobalalloh minna wa minkum. minal aidzin wal faidzin. Mohon maaf lahir dan batin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar