Kadang kala, akal kepala sudah tidak bisa lagi menemukan jawaban dari berbagai persoalan. Pusing. Buntu. Bebal. Bodoh. Banyak istilah untuk menyebutnya. Lalu kita tidak tahu harus bagaimana. Blank!
Mari kita ingat: Iqro bismirobikalladzi kholaq, kholaqol insana min alaq. Iqro warobbukal akrom. Aladzi alamal bil qolam. Alamal insana maa lam ya' lam.
Samar-samar kita menggapai kesadaran. "Bacalah dengan nama Allah yang menciptakan. Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dengan kebaikan Allah. Yang mengajari ilmu dengan perantaraan kalam. Mengajari manusia apa-apa yang tidak diketahuinya."
Nabi besar Muhammad Saw, bersabda, "Ada segumpal darah, apabila baik maka baiklah keseluruhannya. Apabila rusak, rusaklah semuanya. Dia adalah Qolbun (hati).
Segumpal darah mempunyai makna yang begitu besar. Dengan dia manusia diciptakan dan dinilai. Dengannya manusia dibekali. Dia disebut baitullah, rumah Allah. "Qolbul muslim baitullah", begitu kata yang sudah sering kita dengar.
Hati. Ya, segumpal darah itu menurut ilmu agama, terletak di dalam dada di bawah susu sebelah kiri. Kalau bahasa jasmani atau organ tubuh dialah jantung. Tetapi bukan itu. Ini adalah bahasa ruhani. Hati itu menjadi inti dari jantung, dia adalah kesadaran roh yang mengendalikan hidup kita, yang menurut ahli bijak bersemayam pada segumpal darah hitam di dalam jantung jasmani.
Dia adalah tempat Allah dan para malaikatnya singgah. Keagungan manusia terletak di sana. Hati. Tempat yang sangat luas. Mampu menampung apa saja yang menjadi isi dunia. Dia merupakan pintu pengetahuan rahasia.
Dalam kitab Ihya Ulumuddin, Imam Al Ghozali menulis sebuah hadis dari Nabi Muhammad Saw, jika saja hati manusia itu bersih dari syaithon, niscaya dia akan bisa melihat rahasia langit. Nah, itulah hati yang menjadi bahasan ilmu rohani, bukan jasmani. Hati merupakan pintu yang menghadap ke akhirat juga menghadap ke dunia. Tempat Allah menurunkan ilmu (ilham). Tempat malaikat mampir.
Jika akal yang sibuk sudah mentok, buntu, bodoh, bebal, tidak tahu. Mari...kita bersihkan hati kita dari hingar-bingar dunia. Bersihkan dari segala kotoran nafsu. Usirlah Kalbun (anjing) yang bercokol di dalamnya. Jadikan dia benar-benar bersih, sehingga layak disebut baitullah. Maqomnya malaikat ketika mampir.
Jika sudah mencapai keadaan tenang...terdengarlah seruan...irji'i ila robbiki...kembalilah kepada tuhanmu. Maka, kita tidak akan menemukan kebuntuan jalan. Karena, insya Allah, tidak ada jalan buntu di sana. Dan sudah saatnya kita dengarkan kata hati kita, sebagai jawaban dari kebuntual akal jasmani kita. Wassalam...
Rabu, 23 Desember 2009
Langganan:
Postingan (Atom)