Minggu, 10 Februari 2008

Hidup Dalam Bahaya

Pernahkah anda menyadari di bawah kita, di dalam bumi terdapat api yang bergejolak. Api yang panasnya berlipat-lipat dari api kompor anda. Di bawah kita terdapat sungai-sungai yang beliku-liku panjangnya. Di bawah kita tersimpan air dalam kantung-kantung bawah tanah. Bagaimana bila sewaktu-waktu api di dalam perut bumi itu keluar? Bagaimana jika sungai-sungai dan kantung-kantung air di bawah tanah itu jebol?
Pernahkah anda menghitung berapa ribu galon air yang ada di awan? Berapa miliar batu-batu di angkasa di atas kita? Yang sewaktu waktu bisa jatuh menimpa kita. Berapa ribu volt listrik yang tersimpan di awan mendung? Betapa kuatnya tenaga angin bila ia bertiup kencang, menumbangkan pohon dan  bangunan...nah, kita ternyata begitu dekat dengan bahaya. Bahaya tersimpan di bawah kita. Bahaya tergantung di atas kita.
Subhanalloh...Alhamdulillah...semua itu masih berjalan normal dalam hukum alam. Tapi semua ketakutan dan bahaya itu mungkin saja terjadi sewaktu-waktu. Bila hukum alam sudah tidak terjaga. Siapa yang menjaga? Siapa lagi kalau bukan kita..
Kita manusia, adalah makhluk yang dikaruniai akal dan budi, untuk hidup di dalam alam ini. Kita di alam ini bertugas mengatur hidup kita dan mengatur alam lingkungan supaya selaras. Karena kitalah yang harus mengatur...makhluk lain tidak punya kewenangan mengatur. Mereka hanya menjalankan naluri mereka, tanpa akal dan budi. Manusialah pelaksana dan penjaga hukum alam. Tetapi kita tidak sadar juga...bahwa ternyata kita lebih sering membahayakan hidup kita sendiri. Menambang pasir tanpa perhitungan kerusakan, menebang hutan tanpa mengganti pohon yang ditebang, mengebor perut bumi dan mengambil material di dalammya. Membangun bangunan beton tanpa penghijauan hutan kota. Meruahnya kendaraan dengan gas buang yang semakin banyak. Nah, ternyata kita sendiri yang membahayakan hidup kita..Subhanalloh..alhamdulillah..astaqfirulloh

Jumat, 08 Februari 2008

Hablum Minalloh wa Hablum Minannas, Mana Yang Tersulit?

Kalau orang mau, berhubungan dengan Alloh sangatlah mudah, Insya Alloh..karena dalam Al Qur'an..Alloh itu dekat dan menjawab doa-doa hambanya..dalam hadis qudsi..Alloh itu mengikuti prasangka hamba-hambanya (kurang lebih begitu, saya tidak seberapa hafal bunyinya dalam lafal Arab). Alloh sendiri menerangkan dalam Al Qur'an bahwa Dialah Dzat yang mempunyai sifat dan 99 nama-nama yang indah (Asma'ul Husna) yang dengan nama-nama itu kita diperintah untuk berdoa dan meminta. Alloh itu Maha Benar dan Maha Menepati janji. 
Dia maha Kasih dan Maha Sayang. Dia Maha Pemurah dan Maha Sabar. Dia Maha Mengamankan dan Maha Melindungi.
Tentunya masih banyak nama dan sifat yang melekat pada Alloh untuk bisa dikenali. Berdzikir dengan menyebut-nyebut nama Alloh adalah salah satu cara untuk mendekatinya. Sangat mudah mendekati Alloh...Insya Alloh! La haula wa la quwwata ila billah...
Mengenal manusia sunguhlah sulit..karena manusia mempunyai tempat persembunyian yang tidak bisa dikenal oleh manusia lain. Namanya, hati. Ada pepatah "dalam sumur bisa dikira, dalamnya hati siapa tahu" begitulah. Manusia mempunyai hiasan akal dan nafsu-nafsu sebagai kelengkapan hidupnya. Itu yang membuatnya berbeda dari Malaikat, Iblis, Hewan dan Tumbuhan. 
Dengan segala atribut manusia itu, ternyata lebih sulit berhubungan dengan sesama manusia. Manusia mudah sekali tersinggung. Manusia mudah sekali gegabah dalam meniali orang. Manusia itu dilengkapi dengan perasaan curiga. Nyaman dan tidak nyaman. Manusia itu mempunyai nafsu serakah, tamak, ujub, riya dan segala hasil dari nafsu-nafsu. (yang bila tidak dididik tentunya hanya menghasilkan sifat-sifat tercela).
Apakah anda pernah merasa curiga? Apakah anda pernah tersinggung? Apakah anda pernah marah? Apakah anda pernah membenci? Apakah anda pernah mencintai? Apakah anda pernah kecewa? Karena apa anda begitu? Tentunya..karena anda berusaha atau berinteraksi dengan manusia lainnya. Hasilnya...kalau tidak sesuai akan lahir perasaan-perasaan negatif. Kalau sesuai tentunya akan menimbulkan perasaan positif. Nah, untuk berhubungan dengan manusia lain kita haruslah bersiap-siap menghadapi kebaikan maupun keburukan. Rumit juga!
Bandingkan dengan berhubungan dengan Alloh, yang mudah memaafkan dan sangat sabar. Semua kesalahan kepada Alloh akan dimaafkan andai manusia mau memintanya dengan kerendahan hati. Tetapi kesalahan kepada manusia? Meski kita sudah memohon maafpun..kalau manusia lain itu mendendam, tentu sangat sulit mendapat maaf. Subhanalloh, Alhamdulillah, Astaghfiruloh...Allohlah yang Maha Tahu, Dia mengetahui apa yang tersembunyi dalam hati manusia.